SAMPAH….
Kita pasti tidak akan asing lagi mendengar kata sampah, kalau mendengar orang-orang disekeliling kita berbicara sampah, maka dengan sangat cepat kita akan terpikir mungkin saja baru saja kita melihat setumpuk penuh sampah yang berada didalam saluran air…dan di biarkan saja oleh pemiliknya atau mungkin kita teringat baru saja membuang gelas jus buah di jalan seenaknya saja, banyak hal-hal lain yang tidak akan habis disebutkan satu persatu mengenai sampah, karena sampah Bangsa yang terbilang kaya akan budaya berubah nilainya. Yah itulah Sampah…kadang tidak memiliki nilai yang menggagumkan kecuali sampah itu jatuh di depan sesorang yang benar-benar menghargai Lingkungan disekelilingnya.
Jangan cepat marah kalau kita melihat orang lain membuang sampah di sembarangan tempat itu yang ingin saya katakan kepada diri saya sendiri dan teman-teman, toh selama ini kita pun seperti mereka, orang lain itu hanyalah cermin bias yang memantulkan diri dan sikap kita. Rasa kesal kadang sering kita rasakan saat menelusuri jalan yang meskinpun sempit dan kecil tapi penuh dengan sampah, belum lagi selain sampah dan bau yang menyengat, lalat pun ikut memenuhi jalan yang akan dilalui. Saya jadi sadar ternyata hanya hal kecil yang di biarkan telah menjadi dampak besar yang sangat tidak menyenangkan, coba perhatikan kalau sedang melalui sebuah jalan raya atau sebuah tempat lalu tiba-tiba kita sedang menikmati tempat tersebut karena nyaman dan banyak pohon rindang tapi tiba-tiba kita berhenti menikmati pemandangan indah tersebut hanya karena melihat kaleng sarden yang di buang sembarangan di bawah pohon, pemandangan yang nikmat rasanya berubah menjadi suatu perasaan kesal dan ingin marah. Yah begitulah bangsa kita, tak heran penyakit dan kebodohan menjadi suatu kedekatan di dalam masyarakat kita yang tidak dapat di pisahkan seakan telah menjadi sebuah kesatuan..
Sampah tidak selalu menjadi pemandangan yang buruk kalau kita mau mendisiplinkan diri kita, jangan dulu mengomentari pemerintahan dan kebobrokan didalamnya, coba selesaikan dulu masalah didalam diri kita sendiri, pemerintah juga perlu tangan-tangan dan kaki kita untuk membereskan semuanya, sekalipun kita sudah taat membayar pajak retribusi sampah, pajak negera dan lain-lain namun itu bukan berarti kita telah menjadi raja dan menyerahkan segala kebersihan lingkungan kita kepada bapak dan ibu pekerja sampah untuk membersihkannya, apakah tangan dan tanaga mereka harus diperas untuk membersihkan gang-gang rumah bahkan sampai kedalam selokan kita juga, saya pikir kewajiban kitalah memelihara lingkungan di sekitae kita.
Beberapa tahun belakangan ini negara kita sering dilanda bencana banjir yang bila sudah melanda memakan banyak korban dan biaya yang tidak kecil. Dari hal ini seharusnya kita sudah mulai untuk membenahi negeri ini, memulai dari lingkungan di sekitar rumah, dengan membersihkan got-got tempat saluran air, mengangkat dan membersihkan setiap sampah didalamnya, mau mengambil sampah yang kita temui dijalanan besar ataupun gang sekalipun itu bukan sampah yang berasal dari diri kita, membersihkan got bukan lah pekerjaan berat bila di kerjakan dengan senang hati. saya yakin sekalipun tetangga atau orang di sekitar rumah kita akan menertawakan kita, tapi percayalah bahwa bukankan kebersihan juga adalah ibadah dan cermin sikap ketaatan kita kepada Tuhan. Lingkungan yang bersih merupakan awal dari total keseluruhan sikap hidup kita, kata-kata kitapun suatu hari kelak akan turut menjadi bersih. Pesan saya mulailah…..menjadikan sekitar kita bersih, hidup tanpa sampah.